Psikologi Industri dan Organisasi
Pengertian Psikologi
Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan
Organisasi (PIO) merupakan cabang dari psikologi umum dan lebih dikenal sebagai
psikologi khusus. PIO merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang
berkaitan dengan :
- Interaksi manusia
dengan lingkungan kerjanya
- Aktivitas-aktivitas
industri dan organisasi
- Proses produksi
- Efisiensi dan
produktivitas kerja
Pengertian PIO menurut
beberapa ahli :
- PIO merupakan penerapan prinsip-prinsip (prinsip motivasi) dan metode-metode psikologi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan perilaku manusia ditepat kerjanya (Berry & Houston, 1993).
- PIO merupakan aplikasi, baik yang diperoleh dari teori dan penelitian yang mempelajari masalah-masalah manusia di dalam organisasi, dan hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya manusia di organisasi (Miner, 1992) .
- Munandar (2012) menyampaikan bahwa PIO adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia: Dalam peranannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen. Misal: sejauh mana pekerja cocok dg pekerjaannya, bagaimana konsumen mengetahui akan produk tertentu. Baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan manusianya dan organisasinya.
Sejarah Masuknya
Psikologi Industri dan Organisasi di Dunia
Psikologi
secara formal diakui pada tahun 1879 , ketika Wilhelm Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama di Leipzig, Jerman.
Periode
Awal – Perang Dunia I
· Pada
tahun 1897, W. Bryan mempublikasikan suatu masalah yang menyangkut bagaimana
para pemegang jabatan telegram mengembangkan ketrampilan dalam mengirimkan dan
menerima kode morse.
· Frederick
Winslow Taylor yang merupakan seorang sarjana teknik, mencari cara yang paling efisien
untuk melakukan suatu perkerjaan, dan menciptakan alat mekanik yang disesuaikan
dengan struktur faal badan dan anggota badan kita. Efisiensi ini dikenal
sebagai Scientifict Management.
· Walter
Dill Scout pada tahun 1908 mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi dalam
bidang advertising dan menuliskan beberapa buku mengenai aplikasi psikologi
dalam bidang periklanan, salah satunya berjudul “The Theory of Advertising” yang dipandang sebagai buku
pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu aspek dari dunia kerja.
Tahun 1913, Hugo Mustenberg menulis buku
yang berjudul “Psychology of Industrial Efficiency”
yang membahas psikologi indsutri lebih luas. Selain itu, ia mengemukakan bahwa
efisiensi diperoleh dari tiga hal:
- Metode
seleksi karyawan
- Metode
pelatihan
- Strategi
design kerja & tata letak
Periode
Perang Dunia I
·
Tes Seleksi
Pertama.
Robert Yerkes, President of America
Psychology Assosiation (APA) mengajukan proposal ke pemerintah yang menunjukkan
bahwa psikologi memiliki peran dalam masalah peperangan seperti menyeleksi
calon prajurit , motivasi tentara dan moral dalam organisasi.
Army Alpha – untuk prajurit yang bisa
baca tulis
Army Beta – untuk prajurit yang buta
huruf
· Walter
Scott mengerjakan masalah penempatan prajurit atau yang biasa disebut Analisa Pekerjaan serta melakukan
penilaian kinerja para perwira.
Periode
diantara Dua Perang Dunia
Semangat
fungsionalisme mendorong Walter Bingham membentuk badan-badan riset psikologi
di Carnegie Institute. Badan ini lebih mengkonsentrasikan aktivitasnya pada
proses seleksi dan penempatan tenaga kerja.
·
Pada
tahun 1921, James Catell mendirikan Psychological Corporation.
· Tahun
1927, Harvard University melakukan penelitian yang menghasilkan sesuatu yang
klasik dalam PIO. Penelitian ini menghasilkan tentang efisiensi dan penerangan
serta perilaku manusia di ruang kerja. Penemuan penting dalam penelitianini
disebut Hawthrone Effect yang
menyatakan bahwa kinerja pekerja akan meningkat pada awal intervensi.
· Pada
tahun 1932, Viteles menggunakan istilah psikologi industri pada bukunya yang
berjudul “Journal of Personnel”.
· Kurt
Lewin mempublikasikan penelitian empiris tentang efek dari Leadership Style
pada tahun 1939.
Periode
Perang Dunia II
· Teknik
yang banyak digunakan oleh psikologi PIO adalah testing kelompok dan Accesement Center.
· Kemudian
muncul My General Classification Test untuk mengetahui ketahanan seseorang
terhadap stress.
Periode
Setelah PD II
Adanya
pendidikan yang tinggi di Amerika menyebabkan pendidikan formal di bidang
manajemen bisnis menjadi sangat umum. Selain itu semakin banyak terbentuknya
perguruan tinggi yang menawarkan program-program Psikologi Industri dan
Organisasi.
· Masa-masa
antara tahun 1950 sampai dengan akhir tahun 1960 , PIO berkembang pesat terutama
menyangkut motivasi kerja.
· Carl
Rogers dan Maslow mengemukakan teori motivasi yang menjadi dasar Human Relation
Movement.
· Flanagan
mengemukakan Critical Incident Techniques yang sangat berguna bagi pemahaman
mengenai pekerjaan.
·
Pada
akhir tahun 1960an :
-
John
Locke mengemukakan teori motivasi yang dikenal sebagai Goal Setting Theory
-
Herzberg
mengemukakan Two Factor Theory yang dipandang sebagai teori motivasi maupun
teori kepuasan kerja
-
Max
Weber mengemukakan teori Bureaucrate Organization
- Katz
dan Kahn mempublikasikan buku “The Social Psychology of Organization” yang
menjadi buku klasik dalam PIO
· Pada
tahun 1971, istilah PIO mulai digunakan dikalangan akademisi dan praktisi. Mereka
mulai memasukkan faktor organisasi, kepemimpinan, dan komunikasi dalam
organisasi.
· Pada
tahun 1980-1990an, sebagian besar organisasi di Amerika menganut Classical
Organization Theories. Sedangkan di Jepang berkembang teknik Quality Circle,
Participatory Leadership, Consensus in Decision Making dan Long Term Planning.
Sejarah Masuknya
Psikologi Industri dan Organisasi di Indonesia
Psikologi sebagai ilmu baru dikenal dan dikembangkan di indonesia
sekitar tahun 1950-an. Ketika kemerdekaan Indonesia diakui secara resmi oleh
Belanda akhir tahun 1949, terdapat kegiatan-kegiatan psikologis dengan
menggunakan tes-tes psikologik yang dilakukan oleh:
1. Balai Psychotechniek
dari Kementrian Pendidikan, Pengajaran & Kebudayaan RI, yang mengadakan
seleksi siswa untuk masuk ke sekolah menengah kejuruan teknik, serta pengukuran
psikometris untuk keperluan penjurusan sekolah.
2. Pusat Psikologi
Angakatan Darat di Bandung, yang menyelenggarakan seleksi dan penjurusan bagi
para anggotanya, berdasarkan pengukuran psikometris.
Pada tanggal 3 Maret 1953, di bawah pimpinan Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, didirikan Lembaga Pendidikan Asisten Psychologi, dan Balai Psychotechniek dari Kementrian Pendidikan. Lembaga Pendidikan Psikologi berkembang menjadi Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan tahun 1960 menjadi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan sekarang menjadi Bagian Psikologi Industri dan Organisasi. Psikologi industri yang merupakan cabang dari psikologi yang ketika itu hanya menerapkan penggunaan tes dalam rangka seleksi dan penjurusan sekolah sejak itu berubah menjadi ilmu yang dapat dikembangkan teorinya melalui penelitian-penelitian.
Pengembangan psikologi industri dan organisasi juga dipelopori oleh Bagian Psikologi Industri dan Organisasi dari dua Fakultas Psikologi lainnya, yaitu Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (yang berdiri pada bulan September 1961) dan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (berdiri 8 Januari 1965). pada tahun 2000 terdapat empat Fakultas Psikologi pada Universitas Negeri (Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Erlangga), satu program studi Psikologi sebagai bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan kurang lebih tiga puluh Fakultas (atau masih berstatus program studi) Psikologi swasta yang masing-masing memiliki Bagian Psikologi Industri dan Organisasi.
Perkembangan psikologi industri dan organisasi tidak berlangsung
tanpa masalah. Psikologi industri dan organisasi yang telah maju di
negara-negara Barat memberikan bahan pengetahuan yang banyak kepada Indonesia.
Hasil penelitian, teori yang berkembang, metodologi dan perangkat peralatannya
yang canggih tersedia bagi Indonesia untuk digunakan. Di satu pihak Indonesia
beruntung karena tidak perlu legi bersusah payah untuk mendapatkan
temuan-temuan guna menunjang berkembangnya teori, akrena ada teori, aturan dan
prinsip psikologi yang berlaku secara universal. Metodologi yang canggih dapat
pula kita gunakan. Di lain pihak Indonesia harus tetap cermat mengenali teori,
aturan dan prinsip psikologi mana yang lebih ditentukan oleh masyarakat dan
kebudayaan Indonesia. Hal ini terutama berlaku bagi alat-alat penelitian dan
pengukuran. Tes-tes psikologi selain diterjemahkan perlu diadaptasikan dengan
kondisi Indonesia.
Masalah lain yang dihadapi ialah peluang yang terbatas untuk mengembangkan jika diadakan penelitian-penelitian dasar dan terapan, serta jika ada peluang untuk menerapkan teori yang telah ada. Peluang, baik untuk penelitian maupun untuk penerapan ilmu, masih kurang besar selama ini, sehingga pengembangan psikologi industri dan organisasi sebagai ilmu belumlah dapat dikatakan berarti. Faktor-faktor utama yang membatasi peluang adalah dana (dana penelitian sulit diperoleh dan sedikit), tenaga penelitian dan penerapan yang kurang (ketersediaan dan kesiapan sarjana psikologi untuk mengadakan penelitian kurang; kesiapannya untuk bekerja menerapkan psikologi di bidang pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dan di bidang organisasi masih sedikit jumlahnya), dan kesediaan dan kemampuan perusahaan untuk menggunakan jasa-jasa psikologis masih terbatas.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan psikologi dan industri di Indonesia sebagai ilmu telah dikenal dan dipahami, tetapi pelaksanaannya belum dapat dilakukan sepenuhnya.
Psikologi dan industri di Indonesia dewasa ini masih merupakan ilmu terapan dengan kegiatan utamanya pada pelaksanaan pemeriksaan psikologi (yang secara populer dikenal dengan istilah “psikotes”) dengan tujuan seleksi dan penempatan, penyuluhan dan bimbingan kejuruan, dan pengembangan karier.
Bidang terapan yang lain adalah bidang pelatihan. Sudah cukup banyak sarjana psikologi terlibat dalam menyusun dan melaksanakan program-program pelatihan di perusahaan. Bidang terapan lain yang masih kurang dilakukan ialah bidang konsultasi organisasi/perusahaan. Ada beberapa sarjana psikologi yang bekerja sebagai konsultan dalam perusahaan, ada beberapa sarjana psikologi lainnya yang bekerja pada lembaga manajemen negeri/swasta sebagai kosultan. Kegiatan para sarjana perilaku konsumen, pada permulaan tahun 2001 ini, belum dapat dikatakan banyak.
Kaitan PIO dengan Manajemen Sumber Daya Manusia
PIO dan MSDM merupakan
dua topik yang berbeda. Kebanyakan orang sulit membedakan perbedaan diantara
keduanya. Memang terdapat kesamaan diantara keduanya yaitu manusia sebagai
tenaga kerja dan yang dibahas adalah seleksi tenaga kerja, pelatihan, motivasi
dan kepemimpinan. Perbedaan utama dari kedua topic diatas adalah terletak pada
kondisi dimana manusia sebagai tenaga kerja dipelajari. MSDM membahas seleksi
dalam proses keseluruhan penerimaan tenaga kerja. Seluruh proses harus
berlangsung seefisien dan seefektif mungkin. Dalam proses ini MSDM dibantu oleh
psikolog yang memastikan bahwa seleksi menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
kecakapan, ketrampilan, sikap dan ciri-ciri kepribadian lain yang diperlukan
oleh pekerjaan. MSDM memanajemeni manusia sebagai tenaga kerja, dimana prinsip
efisiensi (biaya yang diperlukan rendah, waktu yang diperlukan singkat) dan efektivitas
(sasaran paling tepat dengan mutu paling baik) perlu diperhatikan. Pada PIO,
tenaga kerja dipelajari untuk dapat menemukenali kepribadiannya dalam rangka :
a. Proses seleksi dan
penempatan, proses pelatihan dan pengembangan
b. Interaksi tenaga kerja
dengan lingkungan fisik dan sosial
Komentar
Posting Komentar